Purwokerto – Memasuki bulan Juni ketenangan Kota Purwokerto
tiba-tiba terusik dengan merebaknya aneka baliho dan spanduk pada titik-titik
keramaian tentang ajakan menghadiri Tabligh Akbar Majelis Tafsir Al-Qur’an
(MTA) pimpinan A. Sukino dari Solo. Bertempat di Monumen Jenderal Soedirman
Karanglewas, yang berdekatan dengan areal Pesarean Syaikh Makhdum Wali sang
penyebar Islam Ahlussunnah wal Jama’ah di wilayah Banyumas, sontak acara ini
mengundang reaksi penolakan yang keras dari berbagai elemen masyarakat
Kabupaten Banyumas dan sekitarnya.
Resistensi warga masyarakat Banyumas bukannya tak
beralasan, selama ini umat Islam di wilayah tersebut merasa gerah dan terganggu
dengan ajaran-ajaran nyeleneh Majelis Tafsir Al-Qur’an, seperti model
pengajian yang tertutup dan ekslusif, ajaran inkarussunnah dalam
bersyariat serta tuduhan-tuduhan keji para penggiat Majelis Tafsir Al-Qur’an melalui
siaran radio yang dimilikinya, pengajian serta tulisan yang mendeskreditkan
amaliyyah-amaliyyah Ahlussunnah wal Jama’ah yang dianut oleh mayoritas warga masyarakat
Kabupaten Banyumas tanpa adanya tabayyun ataupun kesediaan untuk melakukan
debat ilmiah terbuka.
Mensikapi resistensi masyarakat Kabupaten Banyumas terhadap
kehadiran A. Sukino dan gelombang jama’ah MTA dari luar Kabupaten Banyumas,
maka dipelopori oleh Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Banyumas dan jaringan
pondok pesantren se-Kota Purwokerto menuntut kegiatan kontroversial tersebut
untuk agar dibatalkan. Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas dan
pihak Kepolisian Resort Banyumas, aspirasi masyarakat Islam ini mendapatkan
apresiasi dan dukungan penuh agar mencabut perizinan pelaksanaan kegiatan MTA pada
hari Selasa, 2 Juni 2015 berikut serangkaian penampilan hiburan pendukung termasuk
pengibaran bendera MTA melalui penerbang gantole yang sedianya akan
dilangsungkan seharian penuh.
Suatu hal yang patut disayangkan adalah sikap
pembangkangan yang dilakukan pihak panitia penyelenggara Tabligh Akbar MTA
dengan tetap bersikeras melaksanakan kegiatan hingga hari pelaksanaan tanpa
menghiraukan hukum yang ada. Masyarakat yang gusar bersama-sama dengan sejumlah
elemen ormas Islam dipimpin oleh Gus Aldie Pondok Pesantren Darussalam
Dukuhwaluh, Gus Irfan Pondok Pesantren Al-Hidayah, Gus Sa’adullah Pondok
Pesantren Thohiriyyah, jajaran pendekar Pagar Nusa dan 500 anggota organik
Banser yang dipimpin oleh Sahabat Taufik Hidayat, S.Ag bergerak mengepung
lokasi pengajian dan berhasil dengan gemilang menghentikan paksa acara illegal
yang meresahkan tersebut dengan tanpa menimbulkan tindak
anarkis sedikitpun.
Suasana Pembubaran di Arena Pengajian MTA
Tabligh akbar liar dengan jamaah
luar daerah, berikut tanggapan Kapolres Banyumas
Reportase beberapa media cetak lokal Banyumas
Proses negosiasi 1 & 2 antara elemen masyarakat dan pengurus MTA di kantor Polres Banyumas
Para Pengurus MTA Cabang Banyumas
Dokumentasi Setelah Aksi; Ziarah dan Cooling Down dari Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang
Para Pengurus MTA Cabang Banyumas
Dokumentasi Setelah Aksi; Ziarah dan Cooling Down dari Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang
kunjungi blog riwisaja mungkin kita bisa berbagi ilmu
ReplyDelete