Skip to main content

Ansor, Perjuangan Itu Berawal Di Sini

Jumali namanya. Beliau seorang guru mengaji di kampungku di Rimbo Bujang sana. Saat itu aku masih menempuh pendidikan kuliah di Kota Malang. Beliau mengenalkanku pada BANSER!. Mungkin itu awal benih cintaku pada perjuangan Nahdlatul Ulama tertanam dalam. Perlahan namun pasti rasa cinta itu bersemai dan semerbak hingga hari ini. AlhamduliLlah.

Comments

Popular posts from this blog

REKRUTMEN & DIKLATSAR BANSER BANYUMAS

A.   PENDAHULUAN Masalah sumber daya insani senantiasa memperoleh perhatian yang serius di lingkungan organisasi G erakan P emuda Ansor pada setiap periode kepengurusan di semua tingkatan.   Oleh karena itu upaya peningkatan sumber daya insani pada hakekatnya merupakan upaya yang tidak akan pernah berhenti dan senantiasa memerlukan adanya berbagai inovasi sehingga G erakan P emuda Ansor dapat terus melakukan peran secara optimal bagi kepentingan warga, bangsa dan negara. Barisan Ansor Serba Guna selanjutnya disingkat BANSER merupakan tenaga inti Gerakan Pemuda Ansor sebagai kader penggerak, pengemban dan pengamanan program-program sosial kemasyarakatan Gerakan Pemuda Ansor.  Kader yang dimaksud tersebut adalah anggota Gerakan Pemuda Ansor yang memiliki kuali f ikasi disiplin dan dedikasi tinggi, ketahanan fisik dan mental yang tangguh, penuh daya juang dan religius sebagai benteng U lama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga dapat mewujudkan cita-cita baldatu

SUSUNAN PENGURUS GP ANSOR RANTING LEDUG KECAMATAN KEMBARAN

SUSUNAN PENGURUS GERAKAN PEMUDA ANSOR RANTING DESA LEDUG KECAMATAN KEMBARAN MASA KHIDMA D 2014-2017 DEWAN PEMBINA: 1.      GP Ansor PAC Kembaran 2.      Kepala Desa Ledug 3.      Drs. M. Junaidi 4.      H.A. Zaeni 5.      Supardi 6.      Rasno DEWAN PENGURUS HARIAN KETUA : MELKY WIBOWO SEKERTARIS: SIDIK ROCHMATULOH .S.Pd.I BENDAHARA: SIYAM SATKORKEL BANSER: M. YUSUF RIFQI  S (KASATKORKEL) ANTO (WAKASATKORKEL 1) SUDIR (WAKASATKORKEL 2)

Seragam dan Atribut PDL BANSER

Kelangkaan akan bahan kain loreng BANSER yang mencitrakan kesan maskulin saat ini benar-benar seragamisasi anggota. Hal ini ditambah lagi dengan perubahan ketentuan PO pada setiap kepengurusan atas ketentuan motif loreng. Hal ini mungkin tidak terlalu dirasakan oleh kalangan pengambil kebijakan di pusat, namun tidak demikian di kalangan BANSER gross root. Sebagian mereka merasa bingung dan geram. Dan sebagian yang lain terlihat pasrah ketika harus diseragami kain coklat atau hitam. Kesan lanang pun hilang. Problematika ini tentu harus segera dicarikan solusinya. KOWINA engkau dimana? Problem di atas akan terjawab eandainya KOWINA dihidupkan, setidaknya di setiap cabang Gerakan Pemuda Ansor. Kalau sudah begini, sungguh kasihan mereka yang serius ingin memunculkan simbol NU ke tengah kalangan umat Islam.